JURNAL MAKASSAR – Panglima tertinggi gerilyawan Organisasi Papua Merdeka (OPM), ‘Jenderal OPM’ Mathias Wenda, dikabarkan meninggal dunia, Sabtu (12/04/2025). Dia menghembuskan nafas terakhir dalam usia 90 tahun, saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Vanimo, Papua Nugini (PNG). Kabar kematian tokoh progresif revolusioner untuk gerakan kemerdekaan Papua Barat itu disampaikan Jubir TPNPB-OPM, Sebby Sambom, lewat Siaran Pers yang diterima jurnalis, Senin (14/04/2025) pukul 13.08. Rilis juga disertai ‘selembar’ foto Mathias Wenda dalam posisi jongkok di bawah pohon, dengan sepucuk bedil tersandar di dadanya. Dia berbaju doreng tanpa boots militer, topi visor dengan muka kurus berewok.
Sedangkan senjata api larang panjang yang tersandar di dadanya, dalam posisi gun barrel (laras) menunjuk ke atas. Menilik bagian buttstocknya (popor) yang berbahan kayu, mengindikasikan itu bedil kuno yang pengoperasionalannya secara manual. “Sisa perjuangan telah diwariskan oleh Jenderal Mathias Wenda. Dan kami sebagai generasi muda bersumpah untuk meneruskan perjuangannya,” demikian Sambom dalam Siaran Pers. Dilanjutkan Sambom, untuk menghormati perjuangan Mathias Wenda sejak 1977 dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat, TPNPB-OPM menginstruksikan kepada 36 Kodap untuk menaikkan setengah tiang bendera Bintang Fajar (Bintang Kejora). Dalam sesi wawancara tertulis dengan jurnalis Sambom menuturkan, pada tahun 2001 Mathias Wenda pernah menjalani hukuman penjara oleh otoritas Papua Nugini.
Dia divonis bersalah di Kota Vanimo, lantaran melatih kader yang diproyeksikan sebagai penerus perjuangan TPNPB-OPM yang berlangsung di negara lain. Mathias Wenda, bilang Sambom, sempat menulis surat dalam bahasa Inggris yang ditulis di dalam penjara Vanimo pada April 2001. Surat itu ditulis sebanyak tiga paragraf, yang pada intinya menuduh Indonesia adalah kolonial dan mengeruk aneka rupa sumber daya alam Papua Barat. Garis besar paragraf ke dua surat itu, Mathias Wenda mengatakan: Jika kita biarkan penjarahan di tanah Papua maka generasi mendatang akan mengutuk kita. Karena kita dianggap tidak meninggalkan sebidang tanah pun, termasuk sumber daya alam, kepada penduduk asli Papua. Sementara okezone.com edisi 25 Januari 2019 menyebutkan, satu keluarga anggota kelompok Tentara Pembebasan Nasional West Papua (TPN-WP) Organisasi Papua Merdaka (OPM) pimpinan Mathias Wenda yang beroperasi di wilayah perbatasan negara Republik Indonesia-Papua Nugini serahkan senjata dan ikrar kembali setia ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Baca Juga: Sebanyak 11 Jenazah Korban Kebrutalan KKB Diserahkan ke Pihak Keluarga Aksi kembali ke pangkuan NKRI tersebut dilakukan di Pos Kotis Satgas Pengamanan Perbatasana RI-PNG Yonif PR 328/Dirgahayu dengan ikrar setia ke NKRI dan penyerahan senjata organik jenis M16 dan 7 butir amunisi kaliber 5,56 mm yang diterima langsung oleh Danrem 172/ PWY Kolonel Inf Binsar Sianipar dan disaksikan oleh Wakil Wali Kota Jayapura H. Rustan Saru dan Kepala Administrator PLBN Skow Yan Numberi, dan Dansatgas Yonif PR 328/DGH Mayor Inf. Erwin Iswari, Jumat (25/1/2019). Dengan beralihnya pandangan politik dan ideologi Mathias Wenda tersebut, maka Mathias Wenda telah berpaling dari kebangsaannya, dari ‘bangsa’ Papua Barat menjadi bangsa Indonesia. Dan tak pernah kembali lagi memeluk Bintang Kejora, sampai kematiannya sebagai bangsa Merah Putih pada 12 April 2025.***
Sumber Artikel berjudul ” Mantan Jenderal OPM Mathias Wenda Meninggal Dunia di RS Vanimo PNG “, selengkapnya dengan link:Â https://jurnalmakassar.pikiran-rakyat.com/trending/pr-829240154/mantan-jenderal-opm-mathias-wenda-meninggal-dunia-di-rs-vanimo-png?page=all